Pages

Fenomena Hujan Es, Inilah Pengertian dan Penyebabnya

Pengetian Hujan Es

hujan es, hujan

Hujan es dalam ilmu meteorologi disebut juga dengan hail. Hail atau hujan es ini adalah presipitasi yang terdiri atas bola-bola es. Salah satu pembentukan dari bola- bola es ini melalui kondensasi uap air melalui proses pendinginan di atmosfer pada sebuah lapisan yang terdapat diatas level beku.

Biasanya, hanya es dengan ukuran besar saja yang terjadi dengan proses seperti ini. Karena ukurannya yang besar, sehingga walau es sudah turun ke suhu yang lebih hangat dan daerah lebih rendah, tidak semua es ini lalu mencair.

Perlu diketahui, hujan es ini tidak hanya bisa turun di daerah subtropis saja, namun hujan es juga bisa terjadi di daerah sekitar garis ekuator atau daerah pembagian musim tropis, termasuk di Indonesia.

Turunnya hujan es ini disertai dengan hujan air, jadi begitu kelihatan bedanya. Dan hujan es biasanya terjadi hanya sekitar beberapa menit saja, lalu setelah itu akan kembali hujan air normal seperti biasanya.

Penyebab Terjadinya Hujan Es

siklus air
Siklus air

Seperti kita ketahui bahwa hujan air bisa terjadi karena adanya penguapan air laut yang kemudian menjadi awan yang mengandung air. Dan kemudiaan kemudian pada saatnya, air tersebut akan turun berjatuhan ke bumi yang disebut dengan hujan.

Namun apakah hal ini sama dengan yang menyebabkan terjadinya hujan es? Ya, hal ini ternyata tidak terlalu berbeda dengan yang menyebabkan terjadinya hujan biasa dan hujan es.

Salah satu yang menyebabkan terjadinya hujan es adalah karena adanya pembekuan. Dimana pada kondisi ini, uap air terlalu dingin tertarik ke permukaan dan menjadi benih-benih es. Kemudian karena terjadi pengembunan yang mendadak, maka terjadi pembentukan es dengan ukuran yang sangat besar.

Sejatinya hujan es ini bukanlah fenomena alam yang aneh dan langka. Hujan es ini sudah seringkali terjadi. Hujan es bisa saja terjadi di daerah-daerah tropis bahkan bukan di saat musim penghujan.

Hujan es yang biasanya disertai dengan angin puting beliung ini berasal dari jenis awan yang memiliki sel tunggal berlapis-lapis dekat dengan permukaan bumi. Selain itu bisa juga berasal dari multi sel awan. Pertumbuhannya ini secara vertikal dan luas area horisontalnya sekitar 3 hingga 5 kilometer.

Dan jenis yang berlapis- lapis ini menjulang arah vertikal hingga ketinggian lebih dari 30.000 kaki. Jenis awan yang bentuknya berlapis- lapis menyerupai kembang kol ini disebut dengan awan Cumulo Nimbus atau CB yang juga merupakan musuh terbesar para pilot pesawat.

Awan Cumulonimbus, awan
Awan Cumulonimbus


Hujan es ini terjadi dengan durasi yang singkat, antara 3 sampai 5 menit saja. Hujan es yang paling lama adalah dengan durasi 10 menit, dan itupun sangat jarang terjadi. Maka biasanya hujan es ini sifatnya lokal dan tidak merata.

Berikut Adalah Proses Terjadinya Hujan dan Hujan Es


Air yang banyak tersimpan dalam satu wadah yang dinamakan laut, sungai, danau, rawa, dan lain sebagainya. Kemudian air-air tersebut akan mengalami penguapan atau disebut dengan evaporasi melalui bantuan sinar matahari. Termasuk pula dengan air yang berada di dedaunan tumbuh- tumbuhan atau di permukaan tanah.

Proses penguapan air (khususnya dari tumbuh-tumbuhan) tersebut dinamakan transpirasi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut akan mengalami pemadatan atau kondensasi yang kemudian menjadi awan. Kemudian awan- awan tersebut bergerak ke tempat yang berbeda-beda dengan bantuan angin, baik angin yang berhembus vertikal maupun horisontal.

Kemudian awan yang mengandung uap air tersebut tertiup dan sampailah pada tempat yang suhunya lebih dingin dan mencapai dew point atau titik embun, lalu mengembun, dan karena beratnya embun ini maka turunlah menjadi titik-titik hujan.

Ketika sudah mengembun tersebut, sudah menjadi air, dan tertiup oleh angin thermis yang naik, ke ketinggian yang memiliki temperatur dibawah titik beku, embun tersebut akan berubah menjadi es yang akan jatuh ke bawah. Ikatan antar molekul es ini lebih kuat daripada antar molekul air, karena es merupakan benda padat. Hal itu menyebabkan es tersebut jatuh ke bawah dengan bentuk yang tidak rapi teratur, bisa seukuran kerikil, namun ada juga yang hingga seukuran kepalan tangan.

Tanda-tanda Terjadinya Hujan Es


Sebenarnya datangnya hujan es ini bisa kita ketahui melalui tanda-tanda tertentu. Terjadinya hujan es biasanya disertai dengan angin darat kencang atau kadang angin puting beliung. Turunnya hujan es ini dapat diprediksi dari sifat atau keadaan yang berada di sekitar kita. Hal ini menjadi sangat perlu diketahui oleh kita yang sedang berada di luar rumah.

Hujan es yag disertai dengan angin kencang ini biasa terjadi pada saat peralihan iklim di Indonesia pada musim kemarau ke musim penghujan. Sehingga pada waktu pancaroba potensi terjadinya hujan es lebih besar jika dibandingkan waktu-waktu yang lainnya.

Hujan es ini lebih sering terjadi pada siang atau sore hari. Tetapi tidak menutup kemungkinan hujan es ini terjadi pada malam hari. Hanya saja pada saat siang atau sore hari lebih berpotensi terjadinya hujan es.

Satu hari sebelum hujan es turun, udara pada pagi hingga malam hari terasa sangat panas, dan pengap. Hal ini yang kemungkinan menyebabkan terjadinya penggumpalan awan hingga terbentuk awan yang berlapis-lapis sehingga akan menyebabkan terjadinya hujan es.

Apabila sekitar pukul 10.00 terlihat awan yang berlapis lapis atau cumulus, dan di antara awan tersebut terlihat satu jenis awan yang batas tepinya berwarna abu-abu jelas dan menjulang tinggi seperti bunga kol, kemudian awan tersebut berubah warna menjadi hitam gelap dengan durasi yang cepat.

Jika terlihat indikasi seperti ini, maka bisa diperkirakan akan terjadi hujan es dan disertai dengan angin kencang.

Lihatlah pepohonan yang ada di sekitar kita. Apabila dahan dan rantingnya mulai bergoyang-goyang karena tertiup angin, maka itu tandanya hujan dan angin kencang akan segera tiba.
Udara yang ada di sekitar kita mulai terasa dingin hingga membuat merinding.

Hujan es biasanya saat hujan pertama kali turun tiba-tiba deras. Jika hujan yang turun pertama kali dengan gerimis, maka hal itu mengindikasikan bahwa angin sudah menjauh dari tempat kita berada.

Jika kita mendengar adanya sambaran petir yang cukup keras, maka ada kemungkinan bahwa hujan lebat disertai petir dan angin kencang akan terjadi.

Apabila saat memasuki musim penghujan, 1 hingga 3 hari tidak terjadi hujan, maka kemungkinan hujan pertama kali yang turun adalah hujan yang lebat dan disertai dengan angin kencang.

Jika Anda merasa mengalami atau menemui tanda-tanda tersebut, maka Anda perlu waspada terhadap turunnya hujan es yang biasanya disertai dengan angin kencang.

Fenomena Hujan Es di Indonesia


Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa hujan es ini bisa melanda daerah-daerah yang dilalui garis ekuator atau khatulistiwa, yang beriklim tropis. Salah satunya adalah Indonesia. Jadi, hujan es ini bukanlah suatu fenomena aneh dan langka. Hujan es pernah terjadi di beberapa wilayah Indonesia, seperti

Bandung, Banjarnegara, Medan, Madiun, Sumatera Barat, Jakarta, serta daerah-daerah lainnya dan kemarin terjadi hujan es di Magelang Jawa tengah.




Sumber tulisan: IlmuGeografi

Mbak Minah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram